Sabtu, 28 April 2012

Tugas Perkembangan Peserta Didik


BAB I
LANDASAN TEORI
A.Definisi Tugas Perkembangan
Huvigrust (dalam Muhammad Ali, 2008:171) mendefinisikan tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar satu periode tertentu dari kehidupan individu dan jika berhasil akan menimbulkan fase bahagia dan membawa keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Sebaliknya, jika tugas-tugas tersebut tidak dilalui dengan baik maka akan timbul rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.
Tugas perkembangan adalah berbagai ciri perkembangan yang diharapkan timbul dan dimiliki setiap anak pada setiap masa dalam periode perkembangannya. Tugas perkembangan difokuskan pada upaya peningkatan sikap dan perilaku peserta didik serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku sesuai fasenya.

B. Sumber-sumber Tugas Perkembangan
Tugas perkembangan berasal dari tiga jenis sumber. Sumber-sumber itu adalah sebagai berikut :
1.    Tugas yang berasal dari pertumbuhan fisik. Misalnya, kesiapan fisik balita membuatnya mulai belajar berjalan dan bicara. Dengan keterampilan itu diperlukan untuk tahapan perkembangan berikutnya. Di usia remaja, pertumbuhan fisik hormonal memunculkan rasa ketertarikan pada lawan jenis.
2.    Ada tuga-tugas yang berasal dari kematangan kepribadian. Ini berkaitan dengan pertumbuhan sistem nilai dan spirasi. Misalnya, anak usia sekolah dasar mulai muncul kesadaraan akan perbedaan kelompok sosial dan ras, maka di usia ini ada tugas perkembangan untuk bisa menyikapi dengan tepat perbedaan tersebut. Ketika beranjak remaja muncul harapan tentang karir, sehingga muncul tugas perkembangan untuk memulai mempelajari pengetahuan dan keterampilan sebagai persiapan kerja.
3.    Jenis tugas perkembangan ketiga adalah tugas yang berasal dari tuntutan masyarakat. Contoh pada usia SD, anak diharapkan sudha bisa baca tulis. Di usia dewasa, seseorang individu dituntut melakukan tanggung jawa sebagai warga sipil seperti membayar pajak dan memiliki pekerjaan.


C.Tugas Perkembangan Peserta Didik
a.  Masa Kanak-kanak (TK-SD)
Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai pada usia 12 tahun. Anak-anak usia ini masih senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam berkelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung.
Menurut Havigurst, tugas-tugas perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi:
1)   Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas fisik.
2)   Membina hidup sehat.
3)   Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok.
4)   Belajar menjalankan peran sosial sesuai dengan jenis kelamin.
5)   Belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat.
6)   Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif.
7)   Mengembangkan kata hati, moral, dan nilai-nilai.
8)   Mencapai kemandirian pribadi.

b.  Masa Remaja (SMP)
Dilihat dari tahapan yang disetujui oleh para ahli, usia SMP memasuki tahap pubertas. Adapun tugas perkembangannya sebagai berikut:
1)   Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan.
2)   Mulai tumbuh atau timbul ciri-ciri seks sekunder.
3)   Kecenderungan sikap bimbang, antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul, serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orangtua.
4)   Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
5)   Mulai mempertanyakan secara tidak yakin akan keberadaan dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan.
6)   Reaksi dan ekpresi emosi masih labil.
7)   Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang sesuai dengan dunia sosial.
8)   Kecenderungan minat dan pilihan karir relatif sudah lebih jelas.
9)   Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
10)    Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita.
11)    Mengenal kemampuan bakat, dan minat serta arah kecenderungan karier dan apresiasi seni.
12)    Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran.
13)     Mengenal gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi.

c.   Masa Remaja Akhir (SMA/SMK)
1)   Memiliki sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa.
2)   Mencapai hubungan sosial yang lebih matang dengan teman sebaya
3)   Memiliki peran sosial sebagai pria dan wanita
4)   Menerima keadaan diri dan menggunakannya secara efektif
5)   Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
6)   Mencapai kemandirian perilaku ekonomis
7)   Memiliki pilihan dan persiapan untuk suatu pekerjaan
8)   Memiliki persiapan untuk perkawinan dan hidup berkeluarga
9)   Memiliki keterampilan intelektual dan konsep yang diperlukan sebagai anggota masyarakat yang baik
10)    Memiliki perilaku sosial yang bertanggungjawab
11)    Memiliki seperangkat nilai dan sistem etis sebagai pedoman berperilaku (Juntika Nurihsan, 1998;80-84)

d.  Masa Anak Usia Dewasa Awal (PT)
1)   Memiliki sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa.
2)   Memperoleh perangkat nilai sebagai pedoman berperilaku
3)   Menerima keadaan diri dan menggunakannya secara efektif
4)   Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita
5)   Memiliki keterampilan intelektual, emosional, dan perilaku ekonomis
6)    memiliki kemapuan memilih dan mempersiapkan pekerjaan
7)   Memiliki sikap positif terhadap pernikahan dan hidup berkeluarga
8)   Memiliki kriteria calon pasangan hidup yang sesuai dengan keadaan dirinya
9)   Menemukan kelompok sosial yang bermakna (Dwi Yuwono PS, 1998:98-114)
D.Pengaruh Tingkatan Terhadap Proses Pembelajaran dan Aplikasinya
Pada usia sekolah dasar, seorang guru dituntut untuk memberikan bantuan dalam upaya mencapai setiap tugas tersebut. Bantuan itu berupa :
1.    Penciptaan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik. Contohnya, senam pagi, peserta didik dibagi ke beberapa kelompok, lalu mereka senam bersama-sama. Atau mereka dapat dibuat kelompok belajar, dengan membuat sebuah prakarya.
2.      Pemberian pengalaman yang nyata dalam membangun konsep. Misalnya, seorang guru dapat menceritakan dogeng yang mengandung nilai-nilai kehidupan, sehingga peserta didik dapat mengambil nilai positif yang terkandung dalam isi cerita tersebut. Dengan begitu memudahkan peserta didik membangun konsepnya masing-masing.

Elemen sekolah terutama guru diharapkan dapat membantu peserta didik di usia remaja (SMP) dalam menjalankan tugas perkembangannya. Usaha itu dapat berupa:
1.    Pada saat membahas topik-topik yang berkaitan dengan anatomi dan fisisologi, siswa wanita dan pria dipisahkan. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahpahaman, dan rasa penasaran yang berlebihan dari masing-masing siswa baik itu dari siswa wanita maupun pria.
2.    Mengadakan kegiatan-kegiatan yang positif untuk menyalurkan hobi dan minat mereka. Pastikan kegiatan itu mempunyai tujuan dan menarik minat semua peserta didik untuk mengikutinya.
3.    Guru dapat menjadi contoh teladan yang baik siswa. Karena pada masa ini, siswa perlu model untuk dicontoh dalam perilakunya. Karena pada tugas perkembangannya, peserta didik SMP masih suka bersikap bimbang dan sering membandingkan. Ditakutkan jika seorang guru tidak dapat memberi contoh teladan yang baik, siswa tidak akan lagi percaya dengan nasihat yang diberikan. Mereka akan menganggap guru itu hanya omong kosong, tanpa ada bukti yang jelas.

Diperiode remaja akhir (SMA) guru juga dituntut untuk memberikan pelayanan yang mampu memenuhi kebutuhannya. Yang dapat dilakukannya, antara lain:
1.    Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi, bahaya penyimpangan seksual, dan penyalahgunaan narkotika.
2.     Membantu siswa mengembangkan sikap apresiatif terhadap kondisi dirinya.
3.    Melatih peserta didik mengembangkan kemampuan bertahan dalam kondisi sulit dan penuh godaan.

Selain itu sekolah dan perguruan tinggi perlu memberikan kesempatan melaksanakan kegiatan non-akademik melalui perkumpulan. Seperti kegiatan ekstrakurikuler untuk di SMP dan SMA sedangkan di perguruan tinggi UKM. Selain menyalurkan minat dan hobi mereka, dengan adanya kegiatan non-akademik seperti itu siswa dapat melatih kemampuan bersosialisasinya, dapat memperbanyak pertemanan.
Memberikan bantuan kepada siswa untuk memilih lapangan pekerjaan yang sesuai. Contohnya, guru memberikan penyuluhan tentang pekerjaan yang masih berpeluang luas di masyarakat dan apakah pekerjaan itu masih berpeluang di waktu 5 tahun yang akan datang. Memberikan pelatihan untuk memilih pekerjaan yang sesuai. 



DAFTAR PUSTAKA

Desmita.2011. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya
Sunarto.2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.