BAB I
LANDASAN TEORI
A.Definisi
Tugas Perkembangan
Huvigrust (dalam
Muhammad Ali, 2008:171) mendefinisikan tugas perkembangan adalah tugas yang
muncul pada saat atau sekitar satu periode tertentu dari kehidupan individu dan
jika berhasil akan menimbulkan fase bahagia dan membawa keberhasilan dalam
melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Sebaliknya, jika tugas-tugas tersebut
tidak dilalui dengan baik maka akan timbul rasa tidak bahagia dan kesulitan
dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.
Tugas
perkembangan adalah berbagai ciri perkembangan yang diharapkan timbul dan
dimiliki setiap anak pada setiap masa dalam periode perkembangannya. Tugas
perkembangan difokuskan pada upaya peningkatan sikap dan perilaku peserta didik
serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku sesuai
fasenya.
B. Sumber-sumber Tugas Perkembangan
Tugas
perkembangan berasal dari tiga jenis sumber. Sumber-sumber itu adalah sebagai
berikut :
1.
Tugas yang
berasal dari pertumbuhan fisik. Misalnya, kesiapan fisik balita membuatnya
mulai belajar berjalan dan bicara. Dengan keterampilan itu diperlukan untuk
tahapan perkembangan berikutnya. Di usia remaja, pertumbuhan fisik hormonal
memunculkan rasa ketertarikan pada lawan jenis.
2.
Ada tuga-tugas
yang berasal dari kematangan kepribadian. Ini berkaitan dengan pertumbuhan
sistem nilai dan spirasi. Misalnya, anak usia sekolah dasar mulai muncul
kesadaraan akan perbedaan kelompok sosial dan ras, maka di usia ini ada tugas
perkembangan untuk bisa menyikapi dengan tepat perbedaan tersebut. Ketika
beranjak remaja muncul harapan tentang karir, sehingga muncul tugas perkembangan
untuk memulai mempelajari pengetahuan dan keterampilan sebagai persiapan kerja.
3.
Jenis tugas
perkembangan ketiga adalah tugas yang berasal dari tuntutan masyarakat. Contoh
pada usia SD, anak diharapkan sudha bisa baca tulis. Di usia dewasa, seseorang
individu dituntut melakukan tanggung jawa sebagai warga sipil seperti membayar
pajak dan memiliki pekerjaan.
C.Tugas
Perkembangan Peserta Didik
a. Masa Kanak-kanak (TK-SD)
Usia
rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai
pada usia 12 tahun. Anak-anak usia ini masih senang bermain, senang bergerak,
senang bekerja dalam berkelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu
secara langsung.
Menurut
Havigurst, tugas-tugas perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi:
1)
Menguasai
keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas fisik.
2)
Membina hidup
sehat.
3)
Belajar bergaul
dan bekerja dalam kelompok.
4)
Belajar menjalankan
peran sosial sesuai dengan jenis kelamin.
5)
Belajar membaca,
menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat.
6)
Memperoleh
sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif.
7)
Mengembangkan
kata hati, moral, dan nilai-nilai.
8)
Mencapai
kemandirian pribadi.
b. Masa Remaja (SMP)
Dilihat
dari tahapan yang disetujui oleh para ahli, usia SMP memasuki tahap pubertas.
Adapun tugas perkembangannya sebagai berikut:
1)
Terjadinya
ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan.
2)
Mulai tumbuh
atau timbul ciri-ciri seks sekunder.
3)
Kecenderungan sikap
bimbang, antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul, serta keinginan
untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orangtua.
4)
Senang
membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan yang
terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
5)
Mulai
mempertanyakan secara tidak yakin akan keberadaan dan sifat kemurahan dan
keadilan Tuhan.
6)
Reaksi dan
ekpresi emosi masih labil.
7)
Mulai
mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang sesuai
dengan dunia sosial.
8)
Kecenderungan
minat dan pilihan karir relatif sudah lebih jelas.
9)
Mencapai
perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
10)
Mencapai pola
hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau
wanita.
11)
Mengenal
kemampuan bakat, dan minat serta arah kecenderungan karier dan apresiasi seni.
12)
Mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan
melanjutkan pelajaran.
13)
Mengenal gambaran dan sikap tentang kehidupan
mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi.
c.
Masa
Remaja Akhir (SMA/SMK)
1)
Memiliki sikap
dan perilaku beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa.
2)
Mencapai
hubungan sosial yang lebih matang dengan teman sebaya
3)
Memiliki peran
sosial sebagai pria dan wanita
4)
Menerima keadaan
diri dan menggunakannya secara efektif
5)
Mencapai
kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
6)
Mencapai
kemandirian perilaku ekonomis
7)
Memiliki pilihan
dan persiapan untuk suatu pekerjaan
8)
Memiliki
persiapan untuk perkawinan dan hidup berkeluarga
9)
Memiliki
keterampilan intelektual dan konsep yang diperlukan sebagai anggota masyarakat
yang baik
10)
Memiliki
perilaku sosial yang bertanggungjawab
11)
Memiliki
seperangkat nilai dan sistem etis sebagai pedoman berperilaku (Juntika
Nurihsan, 1998;80-84)
d. Masa Anak Usia Dewasa Awal (PT)
1)
Memiliki sikap
dan perilaku beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa.
2)
Memperoleh
perangkat nilai sebagai pedoman berperilaku
3)
Menerima keadaan
diri dan menggunakannya secara efektif
4)
Mencapai peran
sosial sebagai pria atau wanita
5)
Memiliki
keterampilan intelektual, emosional, dan perilaku ekonomis
6)
memiliki
kemapuan memilih dan mempersiapkan pekerjaan
7)
Memiliki sikap
positif terhadap pernikahan dan hidup berkeluarga
8)
Memiliki
kriteria calon pasangan hidup yang sesuai dengan keadaan dirinya
9)
Menemukan
kelompok sosial yang bermakna (Dwi Yuwono PS, 1998:98-114)
D.Pengaruh
Tingkatan Terhadap Proses Pembelajaran dan Aplikasinya
Pada
usia sekolah dasar, seorang guru dituntut untuk memberikan bantuan dalam upaya
mencapai setiap tugas tersebut. Bantuan itu berupa :
1.
Penciptaan
lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik. Contohnya, senam
pagi, peserta didik dibagi ke beberapa kelompok, lalu mereka senam
bersama-sama. Atau mereka dapat dibuat kelompok belajar, dengan membuat sebuah
prakarya.
2.
Pemberian pengalaman yang nyata dalam
membangun konsep. Misalnya, seorang guru dapat menceritakan dogeng yang
mengandung nilai-nilai kehidupan, sehingga peserta didik dapat mengambil nilai
positif yang terkandung dalam isi cerita tersebut. Dengan begitu memudahkan
peserta didik membangun konsepnya masing-masing.
Elemen
sekolah terutama guru diharapkan dapat membantu peserta didik di usia remaja
(SMP) dalam menjalankan tugas perkembangannya. Usaha itu dapat berupa:
1.
Pada saat
membahas topik-topik yang berkaitan dengan anatomi dan fisisologi, siswa wanita
dan pria dipisahkan. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahpahaman, dan
rasa penasaran yang berlebihan dari masing-masing siswa baik itu dari siswa
wanita maupun pria.
2.
Mengadakan
kegiatan-kegiatan yang positif untuk menyalurkan hobi dan minat mereka.
Pastikan kegiatan itu mempunyai tujuan dan menarik minat semua peserta didik
untuk mengikutinya.
3.
Guru dapat
menjadi contoh teladan yang baik siswa. Karena pada masa ini, siswa perlu model
untuk dicontoh dalam perilakunya. Karena pada tugas perkembangannya, peserta
didik SMP masih suka bersikap bimbang dan sering membandingkan. Ditakutkan jika
seorang guru tidak dapat memberi contoh teladan yang baik, siswa tidak akan
lagi percaya dengan nasihat yang diberikan. Mereka akan menganggap guru itu
hanya omong kosong, tanpa ada bukti yang jelas.
Diperiode
remaja akhir (SMA) guru juga dituntut untuk memberikan pelayanan yang mampu
memenuhi kebutuhannya. Yang dapat dilakukannya, antara lain:
1.
Memberikan
pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi, bahaya penyimpangan
seksual, dan penyalahgunaan narkotika.
2.
Membantu siswa mengembangkan sikap apresiatif
terhadap kondisi dirinya.
3.
Melatih peserta
didik mengembangkan kemampuan bertahan dalam kondisi sulit dan penuh godaan.
Selain itu sekolah dan perguruan tinggi
perlu memberikan kesempatan melaksanakan kegiatan non-akademik melalui
perkumpulan. Seperti kegiatan ekstrakurikuler untuk di SMP dan SMA sedangkan di
perguruan tinggi UKM. Selain menyalurkan minat dan hobi mereka, dengan adanya
kegiatan non-akademik seperti itu siswa dapat melatih kemampuan
bersosialisasinya, dapat memperbanyak pertemanan.
Memberikan bantuan kepada siswa untuk memilih
lapangan pekerjaan yang sesuai. Contohnya, guru memberikan penyuluhan tentang
pekerjaan yang masih berpeluang luas di masyarakat dan apakah pekerjaan itu
masih berpeluang di waktu 5 tahun yang akan datang. Memberikan pelatihan untuk
memilih pekerjaan yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/05/02/tugas-perkembangan-individu/ (diakses pada tanggal 23 Maret 2012)
Desmita.2011. Psikologi
Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya
http://himcyoo.wordpress.com/2011/03/21/tugas-tugas-perkembangan-sebagai-dasar-layanan-bimbingan-dan-konseling/
(diakses pada tanggal 23 Maret 2012)
http://ithasartika91.blogspot.com/2011/02/pengertian-dan-sumber-tugas.html (diakses pada tanggal 23 Maret 2012)
Sunarto.2008.
Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
terima kasih sangat membantu
BalasHapusterima kasih sangat membantu
BalasHapusterimaskasih
BalasHapus